Ini Lho Makanan yang Dihindari agar Tidak Berjerawat, Wajib Tahu

18 hours ago 12

ringkasan

  • Makanan tinggi indeks glikemik dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan produksi sebum serta memicu peradangan, memperburuk kondisi jerawat.
  • Produk susu, terutama skim, dan protein whey dapat memengaruhi hormon IGF-1 yang berkontribusi pada pembesaran pori dan peningkatan produksi minyak.
  • Makanan cepat saji, olahan, dan lemak omega-6 yang tinggi memicu respons peradangan, meningkatkan produksi minyak, dan mengganggu keseimbangan usus, memperparah jerawat.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa jerawat sering muncul di wajah? Ternyata, beberapa jenis makanan dapat menjadi pemicu utamanya. Mengetahui makanan yang dihindari agar tidak berjerawat sangat penting untuk menjaga kulit tetap bersih dan sehat.

Hubungan antara diet dan kondisi kulit memang kompleks, namun penelitian menunjukkan korelasi kuat. Makanan tertentu dapat memicu peradangan, meningkatkan produksi minyak berlebih, dan memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Ini semua berkontribusi pada munculnya jerawat yang mengganggu penampilan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih selektif dalam memilih asupan harian. Mengidentifikasi dan mengurangi konsumsi makanan pemicu dapat membantu menjaga kulit tetap sehat. Mari kita selami lebih dalam kategori makanan yang perlu diwaspadai agar kulitmu bebas jerawat.

Waspada Makanan Indeks Glikemik Tinggi dan Karbohidrat Olahan

Makanan dengan indeks glikemik (IG) tinggi dan karbohidrat olahan adalah salah satu pemicu utama jerawat. Makanan jenis ini menyebabkan peningkatan cepat kadar gula darah, yang kemudian memicu pelepasan insulin. Peningkatan insulin ini dapat memengaruhi hormon lain, seperti androgen, yang meningkatkan produksi sebum atau minyak pada kulit.

Selain itu, insulin juga meningkatkan kadar insulin-like growth factor 1 (IGF-1). Hormon ini merangsang pertumbuhan sel kulit dan produksi minyak, keduanya berkontribusi signifikan pada pembentukan jerawat. Sebuah studi dari CLEARSTEM bahkan menyebutkan bahwa lonjakan gula darah dan insulin dapat menciptakan "badai sempurna" untuk jerawat.

Contoh makanan tinggi IG dan karbohidrat olahan meliputi:

  • Roti putih dan bagel
  • Sereal manis
  • Kue-kue, pastry, dan biskuit
  • Nasi putih
  • Minuman manis dan soda
  • Kentang (terutama kentang goreng atau tumbuk)
  • Mi instan dan pasta
  • Permen dan camilan manis
  • Kerupuk

Mengurangi konsumsi makanan ini dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan mengurangi risiko jerawat.

Mengungkap Fakta Produk Susu dan Jerawat

Banyak penelitian menemukan hubungan antara produk susu dan keparahan jerawat, terutama pada remaja dan dewasa muda. Susu sapi mengandung hormon dan protein seperti kasein dan whey yang dapat memengaruhi hormon dalam tubuh. Kasein, misalnya, meningkatkan IGF-1, yang dapat memperbesar pori-pori dan meningkatkan produksi keratin serta minyak.

Protein whey juga merangsang insulin, yang pada gilirannya memicu IGF-1. Menariknya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa susu skim dan rendah lemak mungkin lebih mungkin memperburuk jerawat dibandingkan susu full-fat, kemungkinan karena indeks glikemik yang lebih tinggi pada susu skim. Sebuah meta-analisis bahkan menemukan hubungan positif antara konsumsi susu (total, whole milk, rendah lemak, dan skim) dengan kejadian jerawat.

Jika Sahabat Fimela memiliki sensitivitas susu atau intoleransi laktosa, konsumsi susu dapat memengaruhi kesehatan usus dan memicu peradangan. Peradangan ini kemudian dapat menyebabkan jerawat. Meskipun demikian, beberapa studi tidak menemukan hubungan signifikan antara yogurt atau keju dengan perkembangan jerawat, menunjukkan respons yang bervariasi pada setiap individu.

Kontroversi Cokelat dan Makanan Cepat Saji: Pemicu Jerawat?

Hubungan antara cokelat dan jerawat telah diperdebatkan selama bertahun-tahun dengan hasil penelitian yang beragam. Beberapa studi, seperti yang dilakukan pada tahun 2014, menemukan hubungan positif antara jumlah kakao yang dikonsumsi dan peningkatan gejala jerawat pada pria. Studi lain pada tahun 2017 juga menunjukkan bahwa mahasiswa dengan jerawat memiliki lebih banyak lesi baru 48 jam setelah makan cokelat dibandingkan yang makan jelly beans.

Namun, penelitian lain pada tahun 2012 tidak menemukan hubungan signifikan antara cokelat dan jerawat. Beberapa ahli berpendapat bahwa bukan kakao itu sendiri, melainkan kandungan gula dan susu dalam cokelat yang mungkin menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, cokelat hitam dengan lebih sedikit gula dan susu mungkin merupakan pilihan yang lebih baik bagi Sahabat Fimela yang rentan jerawat.

Selain cokelat, makanan cepat saji dan olahan juga sangat terkait dengan jerawat. Diet ala Barat yang kaya kalori, lemak, dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan risiko jerawat. Makanan cepat saji seperti burger, nugget, kentang goreng, soda, dan milkshake seringkali tinggi gula, garam, dan bahan tambahan buatan. Zat-zat ini dapat memicu respons peradangan dalam tubuh, memperburuk jerawat dengan meningkatkan produksi minyak dan menyumbat pori-pori. Makanan olahan juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri usus, yang pada akhirnya memengaruhi kesehatan kulit.

Peran Protein Whey dan Lemak Omega-6 dalam Jerawat

Protein whey adalah suplemen diet populer yang telah dikaitkan dengan jerawat. Protein whey dapat merangsang produksi IGF-1, hormon yang telah kita bahas sebelumnya, yang berkontribusi pada perkembangan jerawat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi suplemen protein whey mengalami jerawat, dan jerawat mereka membaik setelah menghentikan konsumsi whey.

Selanjutnya, lemak omega-6 juga perlu diperhatikan. Diet Barat cenderung memiliki tingkat lemak omega-6 yang tinggi, yang ditemukan dalam makanan cepat saji, minyak jagung dan kedelai, terutama dalam makanan olahan dan kemasan. Di sisi lain, diet ini seringkali rendah lemak omega-3 yang lebih sehat. Lemak omega-6 dianggap memicu mediator pro-inflamasi dan telah dikaitkan dengan perkembangan jerawat inflamasi.

Penting untuk diingat bahwa respons terhadap makanan dapat bervariasi pada setiap individu. Tidak ada makanan tunggal yang secara langsung "menyebabkan" jerawat, tetapi beberapa makanan dapat memperburuknya. Konsultasi dengan dokter kulit atau ahli gizi dapat membantu Sahabat Fimela mengidentifikasi pemicu diet spesifik dan merencanakan pola makan yang lebih baik untuk kulit.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Anisha Saktian Putri

    Author

    Anisha Saktian Putri
Read Entire Article
Beauty |