9 Penyebab Jerawat Tak Hilang yang Sering Terabaikan

1 week ago 42

ringkasan

  • Jerawat yang tak kunjung hilang seringkali disebabkan oleh fluktuasi hormon, pola makan tidak sehat, dan tingkat stres yang tinggi.
  • Kebiasaan perawatan kulit yang keliru, seperti sering berganti produk atau memencet jerawat, dapat memperparah kondisi kulit berjerawat.
  • Faktor genetik, penggunaan obat-obatan tertentu, kebersihan barang pribadi, hingga kondisi medis yang belum terdiagnosis juga bisa menjadi penyebab jerawat persisten.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, jerawat yang tidak kunjung hilang dapat menjadi masalah kulit yang sangat mengganggu dan seringkali menimbulkan rasa frustrasi mendalam. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi penampilan, tetapi juga bisa menurunkan rasa percaya diri seseorang dalam beraktivitas sehari-hari.

Berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam tubuh maupun dari lingkungan eksternal, dapat berkontribusi pada munculnya jerawat yang persisten ini. Memahami secara mendalam apa saja penyebab-penyebab mendasar di balik jerawat yang membandel adalah langkah krusial untuk menemukan solusi yang paling efektif.

Artikel ini akan mengupas tuntas sembilan penyebab jerawat tak hilang yang mungkin selama ini luput dari perhatian Sahabat Fimela. Dengan mengetahui akar permasalahannya, kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mendapatkan kulit bersih dan sehat impian.

Fluktuasi Hormon dan Dampaknya pada Kulit

Salah satu penyebab jerawat tak hilang yang paling umum adalah fluktuasi dan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. Jerawat hormonal, yang sering disebut jerawat dewasa, dipicu oleh perubahan hormon dan umum terjadi pada wanita usia 20 hingga 50 tahun, meskipun bisa muncul kapan saja selama masa dewasa.

Perubahan hormon ini secara signifikan dapat meningkatkan produksi sebum atau minyak alami di kulit. Peningkatan sebum kemudian menyumbat pori-pori, menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri penyebab jerawat untuk berkembang biak dan memicu peradangan.

Faktor-faktor seperti siklus menstruasi, kehamilan, perimenopause, menopause, atau bahkan saat memulai maupun menghentikan penggunaan pil KB, dapat memicu fluktuasi hormon. Kondisi medis tertentu seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga dikenal sebagai pemicu kuat jerawat hormonal yang persisten.

Gaya Hidup yang Memengaruhi Kesehatan Kulit

Gaya hidup sehari-hari juga berperan besar sebagai penyebab jerawat tak hilang. Pola makan yang tidak sehat, misalnya, telah dikaitkan dengan jerawat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi susu skim, protein whey, dan diet tinggi gula dapat memperburuk kondisi jerawat.

Makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, yang memicu produksi insulin dan memengaruhi hormon lain yang meningkatkan produksi minyak kulit. Diet Barat, yang kaya akan produk susu, karbohidrat olahan, cokelat, dan lemak jenuh, dapat memperburuk jerawat yang sudah ada.

Selain itu, stres juga menjadi faktor penting. Stres tidak secara langsung menyebabkan jerawat, tetapi jika Sahabat Fimela sudah memiliki jerawat, stres dapat memperburuknya. Stres meningkatkan produksi hormon kortisol yang merangsang kelenjar minyak, sehingga memicu jerawat dan memperlambat proses penyembuhannya.

Kurang tidur juga berdampak negatif pada kulit. Sistem perbaikan sel-sel tubuh tidak berfungsi optimal saat kekurangan tidur. Kita membutuhkan setidaknya 8 jam tidur sehari untuk sistem kekebalan tubuh yang optimal, dan kurang tidur dapat memengaruhi keseimbangan hormon serta sistem imun, yang secara tidak langsung memperburuk kondisi jerawat.

Kebiasaan Perawatan dan Lingkungan Sekitar

Kebiasaan perawatan kulit yang salah seringkali menjadi penyebab jerawat tak hilang yang paling mudah dihindari. Beberapa kebiasaan ini justru dapat memperparah kondisi kulit berjerawat, antara lain:

  • Sering Berganti Produk Jerawat: Mencoba perawatan jerawat baru setiap minggu atau lebih dapat mengiritasi kulit Anda, yang justru memicu jerawat. Kulit membutuhkan waktu 6-8 minggu untuk menunjukkan respons terhadap produk.
  • Menggunakan Produk yang Tidak Sesuai: Beberapa produk makeup, serta banyak produk perawatan kulit dan rambut, mengandung minyak atau bahan lain yang dapat menyumbat pori-pori. Penting untuk memilih produk berlabel "non-comedogenic" atau "tidak menyumbat pori-pori".
  • Tidak Membersihkan Makeup dengan Benar: Meninggalkan makeup semalaman dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat. Sisa makeup, kotoran, minyak, dan bakteri yang terperangkap semalaman di kulit menjadi pemicu utama.
  • Terlalu Sering Mencuci Muka atau Menggosok Kulit: Mencuci muka beberapa kali sehari dapat lebih mengiritasi kulit Anda, menyebabkan lebih banyak jerawat. Menggosok kulit terlalu keras atau menggunakan pembersih yang keras dapat menghilangkan minyak alami dan memperburuk jerawat.
  • Memencet Jerawat: Memencet atau memencet jerawat dapat menyebarkan bakteri dan memperburuk jerawat. Kebiasaan ini juga dapat menyebabkan peradangan, infeksi, dan bekas luka permanen.

Terakhir, kebersihan barang-barang pribadi juga krusial. Berbagi alat makeup, tidak membersihkan sarung bantal secara teratur, atau sering menyentuh wajah dengan tangan yang tidak bersih, dapat memindahkan bakteri, minyak, dan sel kulit mati ke kulit, yang pada akhirnya memicu jerawat.

Faktor Internal dan Medis yang Perlu Diwaspadai

Beberapa penyebab jerawat tak hilang juga bisa berasal dari faktor internal yang lebih kompleks. Faktor genetik, misalnya, memainkan peran penting. Jika ada riwayat keluarga yang mengalami jerawat secara terus-menerus, kemungkinan seseorang mengalami jerawat yang persisten bisa lebih tinggi karena kecenderungan genetik terhadap jerawat.

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat memicu atau memperburuk jerawat. Beberapa obat, seperti kortikosteroid, testosteron, atau litium, dikenal memiliki efek samping berupa jerawat. Jika Sahabat Fimela mencurigai obat yang sedang dikonsumsi menjadi penyebabnya, penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang meresepkan.

Terakhir, jerawat yang parah dan persisten, terutama pada orang dewasa, bisa menjadi indikasi adanya kondisi medis yang mendasari yang belum terdiagnosis. Terkadang, setelah kondisi medis tersebut didiagnosis dan diobati, jerawat pun akan berangsur-angsur menghilang. Oleh karena itu, jika jerawat tidak kunjung membaik atau semakin parah, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Nabila Mecadinisa
Read Entire Article
Beauty |