Pengaruh Kecantikan Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja Putri, Benarkah?

1 month ago 50

ringkasan

  • Tren kecantikan di media sosial, dengan citra yang disempurnakan, secara signifikan memengaruhi kesehatan mental remaja putri, menyebabkan ketidakpuasan tubuh dan kecemasan.
  • Para ahli dan selebriti seperti Selena Gomez mengonfirmasi dampak negatif standar kecantikan tidak realistis, yang memicu dismorfia tubuh dan tekanan psikologis.
  • Melindungi kesehatan mental dari tekanan ini membutuhkan pembatasan paparan media sosial, pemilihan konten positif, literasi media, dan fokus pada kesejahteraan diri.

Fimela.com, Jakarta Di era digital ini, media sosial telah menjadi panggung utama bagi tren kecantikan yang terus berkembang, membentuk persepsi tentang apa itu "cantik" dan secara signifikan memengaruhi kesehatan mental, terutama pada remaja putri.

Tekanan untuk memenuhi standar kecantikan yang seringkali tidak realistis, diperkuat oleh algoritma dan filter, dapat menimbulkan dampak psikologis yang mendalam.

Sebagai Sahabat Fimela, mari kita selami lebih dalam bagaimana fenomena ini memengaruhi generasi muda dan cara menyikapinya agar kesehatan mental tetap terjaga.

Tren Kecantikan Media Sosial dan Dampaknya pada Remaja Putri

Tren kecantikan di media sosial, yang seringkali menampilkan citra disempurnakan dan tidak realistis, terbukti berkorelasi dengan peningkatan masalah kesehatan mental pada remaja putri. Paparan terus-menerus terhadap citra tubuh ideal di media sosial dapat menyebabkan ketidakpuasan tubuh, kecemasan, depresi, dan bahkan gangguan makan pada remaja.

Penelitian dari The Guardian pada tahun 2023 oleh Sarah Boseley mengindikasikan bahwa media sosial secara signifikan "memperburuk krisis kesehatan mental" di kalangan remaja putri. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya dampak visual yang konsisten ini.

Remaja putri cenderung membandingkan diri mereka dengan citra yang mereka lihat secara online, yang seringkali telah diedit atau difilter. Perbandingan ini menciptakan standar yang tidak mungkin dicapai dan pada akhirnya merusak harga diri mereka, seperti yang diungkapkan oleh Megan A. Moreno, MD, MPH, et al. dari American Academy of Pediatrics pada tahun 2016.

Tanggapan Ahli tentang Pengaruh Kecantikan terhadap Kesehatan Mental

Para ahli kesehatan mental secara konsisten menyuarakan kekhawatiran tentang hubungan antara tekanan kecantikan dan kesehatan mental, khususnya di kalangan remaja. Mereka melihat adanya pola yang mengkhawatirkan antara peningkatan penggunaan platform digital dan kesejahteraan psikologis.

Dr. Jean Twenge, seorang psikolog dan penulis, berpendapat bahwa peningkatan penggunaan media sosial bertepatan dengan peningkatan tajam dalam depresi dan kecemasan di kalangan remaja, terutama pada anak perempuan. Menurutnya, hal ini sebagian besar disebabkan oleh perbandingan sosial dan tekanan citra tubuh yang intens yang seringkali ditemui di dunia maya.

Senada dengan itu, Dr. Jessi Gold, seorang psikiater dari Washington University School of Medicine, menjelaskan bahwa saat seseorang melihat gambar-gambar yang disempurnakan, mereka mulai berpikir bahwa itulah yang seharusnya mereka lihat. Kondisi ini dapat dengan mudah memicu dismorfia tubuh dan kecemasan sosial yang signifikan, sebagaimana dilaporkan oleh Kristen Rogers di CNN pada tahun 2021.

Selena Gomez dan Dampak Standar Kecantikan pada Kesehatan Mentalnya

Bahkan selebriti sekelas Selena Gomez, yang selalu berada di bawah sorotan publik, merasakan dampak berat dari standar kecantikan tidak realistis dan komentar negatif di media sosial. Pengalamannya menjadi cerminan bahwa tekanan ini tidak hanya dialami oleh masyarakat umum, tetapi juga oleh figur publik.

Selena Gomez secara terbuka telah berbicara tentang perjuangannya dengan citra tubuh dan kesehatan mentalnya, yang semakin diperburuk oleh komentar online tentang penampilannya. Chloe Schama dalam Vogue tahun 2023 mencatat bagaimana Gomez menunjukkan kerentanan ini, memberikan perspektif penting tentang realitas di balik gemerlap dunia selebriti.

Dalam sebuah wawancara, Gomez menyatakan bahwa ia pernah merasa "tidak cukup baik" dan "tidak cantik" karena tekanan untuk memenuhi ekspektasi publik. Kondisi ini bahkan menyebabkan ia menarik diri dari media sosial untuk sementara waktu demi menjaga kesehatan mentalnya, sebuah langkah penting yang patut dicontoh oleh Sahabat Fimela.

Cara Menyikapi Standar Kecantikan agar Tidak Mengganggu Kesehatan Mental

Untuk melindungi kesehatan mental dari tekanan standar kecantikan di media sosial, Sahabat Fimela perlu menerapkan strategi yang disengaja. Salah satunya adalah membatasi paparan media sosial, karena mengurangi waktu di platform ini dapat membantu meminimalkan perbandingan sosial dan paparan citra tubuh yang tidak realistis. Selain itu, penting untuk memilih konten yang positif, seperti mengikuti akun yang mempromosikan keberagaman tubuh, positivitas, dan kesehatan mental, serta berhenti mengikuti akun yang memicu perasaan tidak aman atau perbandingan negatif.

Mengembangkan literasi media juga krusial. Pahami bahwa banyak gambar di media sosial telah diedit, difilter, atau diatur dengan cermat; pemahaman kritis ini membantu membedakan antara realitas dan ilusi. Lebih lanjut, alihkan fokus dari penampilan fisik ke aspek kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan, seperti nutrisi yang baik, aktivitas fisik, tidur cukup, dan hubungan sosial yang sehat, bukan hanya sekadar penampilan.

Terakhir, jika tekanan dari standar kecantikan menyebabkan kecemasan, depresi, atau masalah citra tubuh yang signifikan, jangan ragu untuk mencari dukungan profesional. Bantuan dari terapis atau konselor kesehatan mental sangat dianjurkan untuk mengatasi dampak ini dan membangun kembali kepercayaan diri, demi kesehatan mental yang lebih baik.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Vinsensia Dianawanti

    Author

    Vinsensia Dianawanti
Read Entire Article
Beauty |