Fimela.com, Jakarta Pernah nggak sih, lagi scroll media sosial terus nemu review skincare dari influencer dengan kulit glowing yang bikin kamu langsung klik ‘add to cart’? Apalagi kalau produknya lagi viral dan banyak yang bilang “ini holy grail banget!”, rasanya jadi takut ketinggalan tren alias Fomo skincare.
Dilansir dari pyfaesthetic, dokter kulit Anthony Handoko mengingatkan kalau skincare atau kosmetik palsu bisa berbahaya buat kulit. Soalnya, kandungannya belum jelas dan belum tentu aman. Jadi, penting banget untuk lebih hati-hati sebelum pakai produk kecantikan.
Sayangnya, diagnosis mandiri hanya berdasarkan ‘feeling’ seperti "kayaknya ini cocok buat masalah kulit gue" bisa berisiko besar. Setiap orang punya karakteristik kulit yang unik mulai dari tingkat sensitivitas, hidrasi, sampai produksi sebum yang tidak bisa disamaratakan.
Walaupun sudah dilabeli ‘Tasya Farasya Approved’, bukan berarti produk tersebut cocok untuk semua orang. Kuncinya, pahami dulu kondisi kulit sebelum ikut-ikutan tren Fomo skincare.
Kenapa Fomo Skincare Bisa Bikin Kulit Bermasalah?
Skincare itu cocok-cocokan
Bikin kesal nggak sih, beli produk yang katanya bagus, tapi ternyata malah bikin kulit makin bermasalah? Niatnya mau sembuh, eh justru memperparah. Nggak semua skincare viral itu cocok buat kulitmu. Sebelum beli, pastikan kandungan dan izin BPOMnya sesuai dengan kondisi kulit.
Kulit setiap orang punya karakter unik, termasuk skin microbiome-nya. Bahan aktif seperti retinol, AHA/BHA, atau vitamin C mungkin oke untuk orang lain, tapi bisa memicu breakout atau iritasi serius di kulitmu.
Iritasi, Alergi Parah dan Infeksi Kulit Serius
Produk trending sering mengandung parfum atau aktif kuat yang bisa merusak skin barrier. Terlalu banyak bahan aktif atau dua jenis eksfoliator sekaligus bisa bikin kulit over-exfoliated dan rusak permanen. Kerusakan yang parah bisa memicu infeksi, termasuk oleh bakteri Cutibacterium acnes bahaya!
- Bahan Aktif yang Terlalu Kuat: Konsentrasi bahan aktif yang tinggi bisa merusak skin barrier (lapisan pelindung kulit).
- Parfum atau Pewarna: Banyak produk viral menggunakan parfum atau pewarna buatan yang dapat memicu alergi pada kulit sensitif.
- Kombinasi Produk yang Salah: Mencampurkan beberapa produk yang sedang viral, misalnya dua jenis eksfoliator kimia sekaligus, dapat menyebabkan over-exfoliation yang merusak kulit secara permanen.
Bisa Jadi “Duit Terbakar”
Makanya, pikirkan matang-matang sebelum ikut Fomo skincare. Penyesalan sering datang belakangan, apalagi kalau produk yang dibeli mahal tapi ternyata nggak cocok. Sayang uangnya, bukan? Lebih baik investasikan dulu ke skincare dasar seperti cleanser, moisturizer, dan sunscreen yang terbukti aman dan cocok untuk kulitmu.
Skincare Itu Personal, Bukan Cuma Ikut Tren
Fomo skincare memang seru kalau hasilnya sesuai harapan, tapi bisa jadi bumerang kalau dilakukan tanpa pengetahuan yang cukup. Ingat, skincare itu personal. Jangan hanya ikut-ikutan tren, tapi pahami kebutuhan kulitmu sendiri.
Dikutip dari laman InStyle, rutinitas skincare berlapis-lapis yang popularitasnya melonjak karena pengaruh influencer kecantikan di YouTube serta tren perawatan kulit mendorong banyak orang memakai eksfoliator, asam, dan bahan aktif secara berlebihan, hingga mengorbankan kesehatan lapisan pelindung kulit.
Dhaval G. Bhanusali, MD, dokter kulit bersertifikat sekaligus formulator Rhode, mengungkapkan bahwa selama ini banyak konsumen menganggap penggunaan produk keras dan eksfoliasi berlebihan sebagai cara paling efektif. Kini, pemahaman mulai bergeser: kulit justru perlu diberi nutrisi dan dijaga keseimbangannya.
Kalau mau ikut hype, pastikan dilakukan dengan riset dan pertimbangan matang. Kulit sehat bukan hasil dari ikut-ikutan, tapi dari konsistensi dan perawatan yang tepat. Nah hati-hati gengs! Fomo skincare kalau terlalu impulsif, bukannya kulit makin flawless, malah bisa iritasi, breakout, bahkan dompet ikut kering. Tapi tenang, bukan berarti kamu harus stop skincare-an. Yang penting pinter pilih, jangan asal hype. Nih, beberapa solusi biar tetap glowing tanpa jadi korban FOMO skincare:
1. Kenali kebutuhan kulitmu dulu
Kulit tiap orang beda cerita. Ada yang oily, dry, atau sensitif. Jadi sebelum tergoda beli produk trending, pastikan kamu tau apa yang kulitmu butuhin. Kalau nggak sesuai, malah bisa bikin masalah baru.
2. Fokus ke ingredients, bukan sekadar brand
Produk viral emang bikin penasaran, tapi yang paling penting itu kandungannya. Misalnya, butuh brightening? Cari niacinamide atau vitamin C. Lagi jerawatan? Salicylic acid bisa jadi penyelamat. Jangan keburu naksir packaging lucu atau nama besar brand aja.
3. Patch test itu wajib
Sebelum full dipake di wajah, coba dulu di bagian kecil kayak rahang atau belakang telinga. Kalau dalam 2–3 hari aman, baru deh lanjut. Ini cara paling simpel buat mencegah iritasi mendadak.
4. Keep it simple, nggak usah over
Skincare bukan lomba banyak-banyakan step. Basic routine kayak cleanser, moisturizer, dan sunscreen aja udah cukup jadi pondasi. Mau tambah serum atau exfoliant? Pilih yang benar-benar dibutuhin aja.
5. Bijak pilih referensi
Review influencer bisa jadi insight, tapi jangan jadi patokan mutlak. Ingat, kulit mereka dan kulit kamu. Jadi ambil info seperlunya, lalu sesuaikan sama kondisi kulitmu sendiri.
6. Kalau bingung, tanya ahlinya
Nggak ada yang ngalahin konsultasi ke dokter kulit. Apalagi kalau udah breakout parah. Lebih aman dan hasilnya pasti lebih terarah.
Intinya, skincare itu bukan siapa cepat dia glowing, tapi siapa konsisten dia menang. Jadi, jangan keburu takut ketinggalan tren, karena yang paling penting bukan produk viralnya, tapi kesehatan kulitmu. Glow up pelan-pelan aja, yang penting kulit happy dan dompet tetap aman.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.