Fimela.com, Jakarta Untuk menjawab kebutuhan akan solusi hiperpigmentasi yang aman dan efektif bagi kulit sensitif, LABORÉ memperkenalkan LABORÉ LactoNADB3™ Multi-Pigmentation Brightening Serum—sebuah inovasi skincare berbasis sains dermatologi yang diformulasikan khusus untuk menangani pigmentasi pada kulit sensitif..
Serum ini merupakan hasil kolaborasi riset antara dermatolog Indonesia dan ilmuwan global asal Prancis. Forum ilmiah tersebut pun menjadi ruang yang tepat bagi LABORÉ untuk memaparkan temuan riset mereka dan memperkuat posisi LactoNADB3™ sebagai solusi terbaru dalam mengatasi berbagai bentuk hiperpigmentasi pada kulit sensitif.
Dengan mengintegrasikan pendekatan ilmiah dermatologi, teknologi mikrobioma, dan riset seluler, LABORÉ menetapkan standar baru dalam dunia perawatan kulit formula yang terbukti secara klinis, lembut untuk kulit sensitif, dan mendapatkan kepercayaan dari para ahli.
LABORÉ Multi Pigmentation Serum
LABORÉ Multi Pigmentation Serum adalah serum pencerah generasi terbaru yang diformulasikan dengan teknologi eksklusif LactoNADB3™, kombinasi inovatif dari tiga bahan aktif utama: LactoParaBiotic™, NAD, dan 10% Niacinamide (B3). Ketiga kandungan ini bekerja secara sinergis untuk menargetkan empat tipe pigmentasi utama pada kulit: hitam, cokelat (lipofuscin), merah, dan kuning.
Dengan pendekatan dermatologis yang terbukti aman dan efektif melalui uji klinis, serum ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan kulit sensitif. Formulanya juga telah disesuaikan agar aman digunakan oleh ibu hamil dan menyusui, menjadikannya solusi pencerah kulit yang dapat diandalkan untuk berbagai kondisi kulit, termasuk yang kompleks sekalipun.
dr. Luke Maxfield, LABORÉ Dermatologist Global Council menambahkan, serum ini dirancang untuk bekerja pada berbagai jenis hiperpigmentasi, termasuk semua tipe noda gelap. Kandungan NAD berperan penting dalam mendukung fungsi mitokondria sekaligus menghambat pembentukan pigmen sejak tahap paling awal.
"Dari sudut pandang ilmiah, ini merupakan pendekatan yang sangat menjanjikan dan berpotensi menjadi standar baru dalam penanganan hiperpigmentasi. Formulasinya sangat solid, dan menurut saya, ini adalah salah satu inovasi yang patut diuji dan diperhitungkan secara serius,"katanya
Kata para ahli mengenai LABORÉ Multi Pigmentation Serum
dr. Sari Chairunnisa, Sp.DVE., FINSDV., Founder LABORÉ and Dermatologist menyampaikan, tim R&D LABORÉ bekerja sama dengan perusahaan bahan aktif terkemuka di Prancis, CODIF, untuk mengembangkan bahan aktif inovatif bernama Patented LactoNADB3™.
"Formula ini merupakan kombinasi sinergis dari beberapa bahan aktif unggulan, yaitu Lactobacillus Ferment Lysate, Ekstrak Palmaria, NAD, Niacinamide, serta Encapsulated Cysteamine. Bahan aktif ini dirancang untuk bekerja melalui berbagai jalur (multipathway) dalam proses perawatan kulit, sehingga diharapkan dapat memberikan solusi efektif bagi mereka yang menghadapi tantangan hiperpigmentasi," ujarnya.
Prof. Dr. dr. Irma Bernadette, Sp. D.V.E., Subsp. D.K.E., Profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan kulit manusia merupakan organ terluar dan terluas dari tubuh, sehingga perawatannya memerlukan pendekatan yang tepat dan komprehensif, dimulai dengan pemahaman terhadap tipe kulit masing-masing individu. Perdoski, bekerja sama dengan ParagonCorp, telah melakukan penelitian untuk menguji reliabilitas indikator tipe kulit pada perempuan Indonesia.
"Dari 1.940 subjek yang diteliti, tipe kulit yang paling dominan adalah pigmented. Secara ideal, tipe kulit yang diharapkan adalah berminyak, tidak sensitif, tanpa pigmentasi, dan tanpa kerutan. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perempuan Indonesia memiliki tipe kulit OSPW (Oily, Sensitive, Pigmented, and Wrinkled), "sambung Prof. Dr. dr. Irma
Romuald Valle, LABORÉ Global Researcher juga mengatakan LactoNADB3™ merupakan kombinasi paten inovatif yang diperkenalkan melalui formulasi serum terbaru. Apa yang dikembangkan oleh LABORÉ bukan sekadar lacto-probiotic, melainkan sinergi kuat antara NAD, 10% Niacinamide, dan 2,5% Cysteamine—sebuah terobosan yang sangat menjanjikan. Hiperpigmentasi sendiri tidak hanya disebabkan oleh melanin, tetapi juga oleh lipofuscin yang erat kaitannya dengan proses penuaan.
Masa depan penanganan pigmentasi terletak pada kemampuan untuk mengaktivasi kembali fungsi lisosom," ungkap Romuald Valle, LABORÉ Global Researcher.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.